Rasionalisme dan Empirisme



Setelah kita belajar mengenai keyakinan dan pengetahuan, saat ini kita ingin mempelajari rasionalisme dan empirisme. Apa itu rasionalisme dan empirisme yang dimana arti dari keduanya bertolak belakang.
Pertama adalah rasionalisme. Rasionalisme merupakan pemikiran dimana hanya menggunakan akal budi kita yang sampai pada pengetahua tersebut.  Dalam teori ini, tidak mempercayai pancaindera karena menurut teori ini pancaindera bisa salah, contohnya adalah tata surya. Kita melihat tata surya sangat kecil bahkan tidak terlihat sama sekali, tetapi pada wujud aslinya, tata surya sangatlah besar.
Tokoh yang menggunakan teori rasionalisme ini adalah Plato. Mungkin Plato bisa disebut orang pertama yang menggunakan teori ini. Menurut Plato, pengetahuan sejati adalah episteme yang berarti pengetahuan tunggal dan tidak berubah sesuai dengan ide-ide abadi. Pengetahuan merupakan hasil ingatan yang melekat pada manusia. Apa yang ditangkap melalui pancaindera, hanya merupakan tiruan saja dari ide tertentu yang abadi sehingga tidak nyata dan tidak sempurna.
Kemudian tokoh yang kedua yang menggunakan teori ini adalah Rene Descartes. Rene meneruskan sikap kaum skeptic yang meragukan semua keyakinan dan pengetahuan. Menurut Rene, semua yang kita lihat melalui panca indera juga harus kita ragukan, karena bisa saja itu hanya tipuan pengelihatan kita. Dalam hal ini, Rene menerapkan untuk meragukan segala sesuatu sampai kita mempunyai ide yang jelas dan tepat atau disebut clara et distincta. Untuk mengukurnya, teori ini menggunakan metode ilmu ukur yang mengandalkan deduksi akal budi untuk sampai pada kebenaran.
Dalam teori rasionalisme, pada umumnya menggunakan geometri atau ilmu ukur dan matermatika yang menggunakan aksioma umum. Kaum rasionalis lebih mengandalkan geometri atau ilmu ukur dan matematika, konsekuensinya adalah meremehkan pengalaman dan pengamatan pancaindra, dan hanya menerima metode induktif. Maka dari itu  semua pengetahuan adalah pengetahuan apriori yang mengandalkan silogisme.
Jika menurut kaum rasionalis berdasar pada akal budi, bagi kaum empirisis, semua pengetahuan manusia bersifat empiris yang artinya pengetahuan yang pasti benar adalah pengetahuan indrawi, pengetahuan empiris. Pengalaman yang didapat adalah melalui pancaindera sendiri. Tidak ada sumber pengetahuan lain selain pengalaman.
Menurut John Locke, semua konsep atau ide yang mengungkapkan pengetahuan manusia, sesungguhnya berasal dari pengalaman manusia. Konsep atau ide-ide ini diperoleh dari pancaindera atau dari refleksi atas apa yang diberikan oleh pancaindera. Locke juga membedakan antara dua macam ide; ide-ide sederhana dan ide-ide kompleks. Ide sederhana adalah ide yang ditangkap melalui penciuman, pengelihatan, dll. Sedangkan ide kompleks adalah ide yang berasal dari refleksi ilmiah.
David Hume juga menganut paham empirisme bahwa semua materi pengetahuan berasal dari pancaindera. Hanya saja yang membedakan adalah menurut Hume, pemahaman manusia dipengaruhi oleh sejumlah kepastian dasar tertentu dan bahwa kepastian-kepastian ini merupakan bagian dari naluri alamiah manusia yang tidak bisa dicegah oleh akal budi atau proses pemikiran manusia.
Beberapa hal penting yang harus diketahui. Kaum empirisis mengakui bahwa persepsi pengindraan sampai tingkat tertentu tidak dapat diragukan sampai tingkat tertentu persepso bebas dari kemungkinan salah atau keliru. Kemudian empirisisme hanya sebuah tesis tentang pengetahuan empiris. Dan kaum empiris lebih menekankan pada metode pengetahuan induktif, yaitu cara kerja ilmu empiris yang mendasarkan diri pada pengamatan.
                Unsur sintesis, menurut Aristoteles pengetahuan manusia tercapai sebagai hasil kegiatan manusia yang mengamati kenyataan yang banyak, lalu menarik unsur-unsur universal dari unsur tertentu. Jadi, pengetahuan diperoleh dengan jalan abstraksi yang dilakukan atas bantuan akal budi terhadap kenyataan yang bisa diamati.
            Menurut Immanuel Kant, kedua pandangan ini berat sebelah, dan karena itu hanya setengah benar. Keduanya sama-sama berperan bagi konsepsi kita mengenai dunia di sekitar kita. Kekeliruan rasionalisme dan empirisisme adalah bahwa kedua-duanya terlalu ekstrem beranggapan, khususnya kaum rasionalis, bahwa hanya salah satu dari keduanya yang berperan  dalam melahirkan pengetahuan manusia.
            Istilah apriroi secara harafiah berarti “dari yang lebih dulu atau sebelum”. Sedangkan istilah aposteriori merupakan “dari apa yang sesudahnya”. Atas dasar ini, Kant lalu menganggap perbedaan antara aposteriori dan apriori sebagai pembedaan antara apa yang berasal dari pengalaman dan apa yang tidak berasal dari pengalaman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Seleksi Magang Bakti BCA - Customer Service Pembukaan Rekening Online

Sushi Goreng Enak di Ichiban Sushi

Breakfast Mc Donald - Big Breakfast