Media sosial dan Komunikasi Non Verbal.



Walaupun memang didalam media sosial komunikasi nonverbal sangat minim, tetapi dalam media sosial komunikasi nonverbal juga bisa terjadi melalui apa yang disebut dengan emoticon. Contohnya, dengan kita membuat “J” tandanya kita sedang tersenyum, atau dengan emoticon “L” tandanya kita sedih. Didalam media sosial kita juga bisa dilihat dari intensitas kita menulis di media sosial. Ada yang sering menulis, ada yang jarang menulis. Ada yang sering mengomentari. Jejak kita saat kita menulis di media sosial tidak akan pernah hilang. Dan saat ini media sosial bersaing dengan komunikasi verbal karena pada saat ini media sosial lebih banyak digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan lawan tuturnya tanpa harus bertatap muka.
Pedoman untuk meningkatkan komunikasi nonverbal
1.      Memantau komunikasi nonverbal
Maksudnya disini adalah, jika kita tidak diberitahu secara langsung melalui komunkasi nonverbal, kita harus memantau bagaimana lawan bicara kita melakukan komunikasi nonverbal. Contohnya, saat mereka sudah tidak tertarik dengan pembicaraan kita, lawan bicara kita cenderung gelisah atau mungkin mengantuk, disitu kita harus sadar bahwa dia sudah mulai bosan. Disinilah kita memantau komunikasi nonverbalnya.
2.      Menafsirkan komunikasi nonverbal tentatif lainnya
Komunikasi nonverbal yang kita sudah pelajari dari awal hanya merupakan generalisasi saja. Kita juga melihat dari perspektif yang lainnya. Contohnya, saat kita berbicara dengan lawan tutur kita, lalu dia memasang muka yang datar dan cenderung cuek. Pada umumnya, ekspresi tersebut ditafsirkan dengan mereka merasa tidak suka atau mungkin tidak tertarik dengan apa yang kita bicarakan, padahal ada beberapa orang yang ekspresi wajahnya memang seperti itu dan bukan berarti dia tidak tertarik dengan apa yang kita bicarakan.  

a.       Kualifikasi personal
Generalisasi yang baru saja kita bahas memang berlaku di banyak individu, tetapi bukan berarti semua individu sama. Beberapa individu terkadang berbeda dari kebanyakan individu biasa lakukan. Misalnya, kebanyakan orang bisa belajar saat tidak ada suara atau saat keadaan hening. Tetapi ada beberapa orang juga yang saat belajar harus mendengarkan musik, atau dikeadaan yang tidak diam.
b.      Kualifikasi kontekstual
Komunikasi nonverbal juga mencerminkan pengaturan dimana kita tinggal. Kita lebih cenderung nyaman dengan lingkungan yang sudah kita kenal. Kita akan merasa kaget jika sesuatu kita melihat yang bukan biasa kita lihat sehari-harinya. Contohnya, saat sekolah semua siswa menggunakan seragam yang sama, tetapi pada saat diluar sekolah semua menggunakan baju bebas. Kita tidak biasa dengan teman-teman yang menggunakan baju bebas karena terlihat berbeda dari biasanya.
Tidak hanya dilihat dari penampilan fisik saja, tetapi juga dilihat dari cara berkomunikasi. Contohnya, saat kita kuliah di luar kota atau luar negeri, kita akan bertemu dengan orang-orang baru yang budayanya pun juga berbeda dengan kita. Dari cara berbahasa saja sudah berbeda. Misalnya orang batak yang cenderung keras saat berbicara dengan orang jawa yang cenderung pelan saat berbicara. Disinilah kita melihat perbedaan komunikasi nonverbalnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Seleksi Magang Bakti BCA - Customer Service Pembukaan Rekening Online

Sushi Goreng Enak di Ichiban Sushi

Breakfast Mc Donald - Big Breakfast